Indoswara – Bojonegoro – Kurang lebih 150 kepala keluarga di dusun nganti desa Luwihaji kecamatan Ngraho Bojonegoro sejak dua hari lalu (15/10) harus terisolir akibat jembatan penghubung desa yang menghubungkan antara desa luwihaji dengan desa karangnongko putus akibat diterjang aliran air sungai saat hujan turun dengan intensitas tinggi.
“Dua hari lalu saat hujan deras tiba – tiba pondasi jembatan ambles dan longsor akibat derasnya aliran sungai, kurang lebih sebanyak 150 Kepala Kelurga yang terisolasi di desa ini,” kata sugiono warga luwehaji.
Agar bisa beraktifitas ke jantung desa maupun pergi ke sekolah sejumlah warga siang tadi (17/10) nampak melakukan aksi gotong royong dengan membuat jembatan darurat dari bambu yang ditempatkan di sebelah timur jembatan utama.
Namun pembuatan jembatan darurat ini sudah kali kedua mereka bangun. Sebelumnya warga juga telah membuat jembatan darurat namun ketika hujan turun dengan intensitas tinggi membuat jembatan darurat terseret aliran sungai yang meluap.
” kita sudah dua kali ini membuat jembatan darurat setelah sebelumnya terseret aliran sungai saat meluap. Jika kita tidak bangun jembatan darurat kasihan anak – anak kalau mau pergi kesekolah karna jembatan ini adalah akses utama menuju ke jantung desa maupun ke kecamatan,” tambahnya.
Warga berharap agar jembatan segera diperbaiki atau di bangun kembali sehingga aktifitas warga kembali normal seperti sediakala.
Sementara itu Zainul Ma’arif selaku sekertaris BPBD Bojonegoro mengatakan pihaknya telah menerjunkan tim pasca putusnya jembatan di Desa luwehaji kecamatan ngraho bojonegoro.
“Kita telah menurunkan tim pasca kejadian dan telah melakukan asessment dengan melakukan pendataan warga terdampak serta kebutuhan dalam membuat jembatan darurat”, katanya via telphon.
Ia juga menambahkan bahwa jembatan yang putus memiliki lebar 3 meter dengan panjang 8 meter dan tinggi 3,3 meter.(mam/red).